Sabtu, 28 Februari 2015

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA USAHA ENHA’S COOKIES

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Manajemen risiko perlu dilakukan dalam sebuah perusahaan baik perusahaan jasa, manufaktur, dagang bahkan home industry.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
Setelah mengidentifikasi risiko, perlu dilakukan evaluasi dan pengendalian risiko. Semua jenis perusahaan yang mengimplementasikan manajemen risiko dengan baik kemungkinan besar usahanya akan berhasil dan memperoleh hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, pentingnya menerapkan manajemen risiko akan dibahas lebih lanjut terutama pada usaha home industri “Enha’s Cookies”.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1         Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko?
1.2.2         Bagaimana identifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies?
1.2.3         Risiko apa sajakah yang dihadapi Enha’s Cookies?
1.2.4        Bagaimana implementasi manajemen risiko pada usaha Enha’s cookies?

1.3       Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut
1.3.1        Untuk membahas mengenai manajemen risiko.
1.3.2        Untuk mendeskripsikan bagaimana cara mengidentifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies.
1.3.3         Untuk menguraikan risiko apa saja yang dihadapi Enha’s Cookies.
1.3.4        Untuk menggambarkan bagaimana implementasi manajemen risiko pada usaha Enha’s Cookies.


1.4       Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut
.
1.4.1             Menambah pengetahuan mengenai manajemen risiko.
1.4.2             Berguna sebagai proses pembelajaran untuk lebih mempermudah dalam memahami serta mengetahui tentang bagaimana mengidentifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies.
1.4.3             Bermanfaat sebagai informasi mengenai risiko-risiko yang dihadapi oleh Enha’s Cookies.
1.4.4             Sebagai petunjuk untuk mengimplementasikan manajemen risiko di dalam sebuah perusahaan seperti Enha’s Cookies.



BAB 2. PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Vaugan (1978),  mengemukakan beberapa definisi resiko sebagaimana dapat kita lihat sebagai berikut :
a.       Risk is the chance of loss ( Risiko adalah kerugian )
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
b.      Risk is the possibility of loss ( Risiko adalah kemungkinan kerugian )
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
c.       Risk is uncertainty ( Risiko adalah ketidakpastian )
Uncertainty dapat bersifat subjektif dan objektif. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.
d.      Risk is the dispersion of actual from expected result ( Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)
Sedangkan Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.
Smith (1990) mendifinisikan manajemen resiko sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staf, dan organisasi).
Upaya Penanggulangan Resiko
            Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:
1.      Mengadakan pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
2.      Melakukan retensi artinya mentolerir terjadinya kerugian, dengan membiarkan terjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi dengan menyediakan dana untuk penanggulangannya.
3.      Melakukan pengendalian terhadap  risiko, seperti melakukan perdagangan berjangka
4.      Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertangguhan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.




Sebelum membahas mengenai Identifikasi Risiko pada Usaha Enha’s Cookies, berikut sekilas mengenai profil dan latar belakang usaha Enha’s Cookies.
Profil Usaha
Nama usaha           :  Enha’s Cookies (Enak dan Hemat)
Pemilik                  :  Nur Hasanah (mahasisiwi UNESA angkatan 2011)
   Ainul  Hidayah Arifika (mahasiswi UNEJ angkatan 2012)
Tahun berdiri         :   2011
Tempat produksi   :  Jl Aryawiraraja No 44 Kepanjen Jombang Jawa Timur
Jenis usaha            :  Home Industri (Kue Kering dan Cake)
Daerah Pemasaran :  Jombang, Surabaya, Lumajang, Lamongan, Banyuwangi Jember dan sekitarnya.

Latar Belakang Usaha dan Perkembangannya
Berawal dari Nur Hasanah yang kesulitan biaya untuk kebutuhan kuliahnya di UNESA. Saat itu hampir mendekati bulan puasa dan lebaran. Nur Hasanah memiliki ide untuk memproduksi kue kering secara kecil-kecilan. Akhirnya beliau memproduksi kue kering dengan merek Enha’s Cookies dari singkatan Enak dan Hemat bersama adiknya, Ainul Hidayah Arifika. Modal yang digunakan saat itu Rp 500.000,-. Usaha yang dikembangkan ini merupakan home industry karena kegiatan produksinya masih di rumah bukan pabrik.
Sedikit mengenai pengertian home industry. Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan "Home Industri") adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.
Tahun pertama yang diproduksi masih kue kering seperti putri salju, coklat kacang, kue kering stroberi, dan brownis kering. Berkembang sampai tahun berikutnya. Tahun kedua, jenis produknya tetap tetapi jumlahnya bertambah dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2013, variasi produk bertambah dengan adanya nastar keju karena saat itu pasaran sedang menginginkan nastar dengan mengganti cengkeh dengan keju. Untuk tahun terakhir yaitu 2014, ada tambahan produk lagi yaitu kastangel karena banyak yang pelanggan yang memesan.
Baru-baru ini Enha’s cookies mengeluarkan brownis yang terbuat dari bahan yang takarannya didapat dari percobaan yang dilakukan oleh Ainul Hidayah Arifika. Dalam proses pembuatan kue, resep didapat dari internet yang diinovasikan. Proses produksi dilakukan oleh Ainul Hidayah Arifika, untuk menghias dilakukan oleh Nur Hasanah.

2.2               Identifikasi Risiko pada Usaha Enha’s Cookies
Enha’s Cookies mengenali risiko yang mungkin terjadi dengan cara mengukur banyaknya pelanggan yang memesan produknya. Semakin banyak pelanggan yang memesan dan membeli produknya, maka risiko yang dihadapi akan dapat dihindari. Enha’s Cookies juga mampu mengenali risiko dari pesaing yang memproduksi produk serupa. Sering browsing melalui internet juga salah satu cara Enha’s Cookies untuk mengenali risiko yang mungkin terjadi. Tak jarang Enha’s Cookies bertanya kepada calon konsumen tentang produk apa yang mereka inginkan pada saat itu. Dengan demikian produk yang akan diproduksi akan laku terjual.
2.3              Risiko-Risiko yang dihadapi Enha’s Cookies
Risiko yang mungkin terjadi pada Enha’s Cookies disebabkan oleh :
1.      Waktu
Ketika bulan-bulan biasa kue kering kurang diminati. Bulan puasa, lebaran dan natal merupakan momen yang tepat bagi Enha’s cookies untuk memasarkan produknya.
2.      Tenaga kerja
Masih bergantung kepada keluarga sendiri dalam memproduksinya sehingga pemilik ikut serta dan mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk mengimbangi banyaknya pesanan.


3.      Produk yang tidak memenuhi standar
Terkadang ada kue yang hangus ketika dipanggang sehingga jumlah kue yang seharusnya sudah sesuai pesanan menjadi berkurang. Untuk kue basah terkadang tidak mengembang seperti yang diharapkan. Rasa yang berbeda dengan biasanya juga merupakan risiko yang sering terjadi.
4.      Bahan Baku
Bahan baku yang dibutuhkan terkadang sulit dibeli. Supplier tidak mempunyai bahan baku sebanyak kebutuhan produksi. Bahan baku tersedia melimpah hanya pada bulan-bulan tertentu. Jadi harus membeli dalam jumlah yang besar sebelum kehabisan bahan baku.
5.      Wadah kue atau toples
Ketidakpastian jumlah pesanan dan jenis produk menyebabkan Enha’s Cookies belum mampu menghitung secara pasti mengenai banyaknya toples yang dibutuhkan. Hal ini merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi oleh Enha’s Cookies.

Hambatan-hambatan :
1.      Modal yang masih kurang
Dari tahun ke tahun memang penjualan produk meningkat. Modal yang semula modal berjalan yaitu ketika memperoleh hasil penjualan, dana tersebut langsung diputar atau dibelikan bahan baku untuk kemudian diproduksi  lagi dan seperti itu seterusnya. Tetapi pada tahun terakhir, dana yang diperoleh dari hasil penjualan tidak langsung diputar seperti sebelumnya melainkan dikumpulkan dahulu sampai kembali ke modal semula. Dengan demikian laba yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan ketika menggunakan metode modal yang diputar.
2.      Kemampuan yang terbatas sehingga menolak pesanan
Enha’s Cookies hanya mengerahkan tenaga kerja dari keluarganyasendiri. Hal ini menyebabkan kelelahan dan kurang efektif bagi kelancaran usaha sehingga pemilik usaha menolak pelanggan yang memesan produk secara mendadak. Kendala seperti masih belum dapat diatasi secara maksimal mengingat kondisi fisik manusia yang tidak menentu.

2.4              Implementasi Manajemen Risiko pada Usaha Enha’s Cookies

1.      Waktu
Untuk mengatasi masalah waktu seperti musim atau bulan Enha’s Cookies tetap memproduksi kue kering walaupun jumlahnya sedikit agar tetap ada laba yang masuk meskipun sedikit. Selain itu, untuk mengatasi hal ini Enha’s Cookies bisa menerima pesanan kue basah untuk acara ulang tahun, hantaran pernikahan/lamaran atau untuk acara hajatan. Ketika tiba musim kue kering, Enha’s Cookies mendapat pesanan yang melimpah. Waktu-waktu seperti ini dimanfaatkan oleh Enha’s Cookies untuk meningkatkan penjualan dan memperoleh laba semaksimal mungkin.
2.      Tenaga kerja
Enha’s Cookies memang hanya menggunakan keluarganya sendiri sebagai tenaga kerja dalam memproduksi kue kering dan kue basah. Enha’s Cookies masih belum berani merekrut tenaga kerja dari pihak luar karena masih sanggup mengatasi pesanannya sendiri. Manajemen risiko yang diterapkan oleh Enha’s Cookies mengenai tenaga kerja adalah selalu menjaga kesehatan dan senantiasa memiliki persediaan tenaga yang cukup untuk mengantisipasi membludaknya pesanan.
3.      Produk yang tidak memenuhi standar
Produk yang tidak memenuhi standar biasanya diatasi dengan cara dihancurkan kemudian ditambah dengan bahan lain seperti susu cair kemudian dibentuk menjadi bola-bola sehingga menjadi kue dengan bentuk lain yang tidak kalah menariknya dengan kue sebelumnya yang sudah memenuhi standar. Kue hasil daur ulang tersebut akan dijual jika ada pembeli yang berminat. Apabila tidak laku maka kue baru yang telah dibuat akan dikonsumsi sendiri oleh pemilik.
4.      Bahan Baku
Enha’s Cookies mengatasi risiko kekurangan bahan baku seperti tepung dengan cara membeli dalam jumlah yang besar di awal sebelum memproduksi kue. Ketika membeli bahan baku pemilik sangat teliti dalam melihat tanggal kadaluwarsa untuk tetap menjaga kualitas produk. Hal ini juga berguna untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi dan mencegah produk yang tidak memenuhi standar.
5.      Wadah atau toples
Sejauh ini manajemen risiko yang diterapkan untuk mangatasi masalah toples masih belum maksimal karena membeli toples di tempat lain yang terkadang harganya lebih mahal. Namun, cara ini dianggap paling efektif daripada menolak pesanan hanya karena faktor toples.

Cara Pemasaran Produk :
Untuk pemasaran produk, Enha’s Cookies memasarkannya di instansi pemerintahan seperti kantor Pemkab, rumah sakit, Dinas Kesehatan. Ada juga yang ditipkan pedagang kaki lima. Selain itu, Enha’s Cookies juga memiliki reseller dengan harga yang relatif sama dengan harga yang telah dipasang oleh Enha’s Cookies. Pemasaran juga dilakukan secara online melalui facebook.
Enha’s Cookies memiliki pelanggan yang cukup banyak dan tersebar di daerah Jombang, Surabaya, Lumajang, Lamongan, Banyuwangi Jember dan sekitarnya. Para pelanggan yang tersebar ini seringkali membantu pemasaran Enha’s Cookies yaitu dengan publicity atau dari mulut ke mulut.



BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Sebuah perusahaan baik jasa, manufaktur, dagang maupun home industry selalu menerapkan manajemen risiko demi keberhasilan usahanya.
Enha’s Cookies merupakan salah satu contoh home industry yang senantiasa mengimplementasikan manajemen risiko sehingga usaha yang dijalankannya cukup berhasil dan semakin berkembang sampai saat ini. Hal ini membuktikan bahwa manajemen risiko memiliki dampak positif baik bagi perusahaan besar maupun kecil serta dalam waktu jangka panjang maupun jangka pendek.

3.2 Saran
Sebaiknya manajemen risiko diterapkan di dalam setiap kegiatan usaha. Manajemen risiko dapat membantu mengurangi kerugian yang mungkin terjadi di dalam sebuah perusahaan. Selain itu, manajemen risiko dapat membantu meningkatkan laba perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk home industry seperti Enha’s Cookies, manajemen risiko sudah diterapkan dengan cukup baik. Dengan demikian, Enha’s Cookies dapat lebih fokus dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami seperti modal. Mungkin Enha’s Cookies dapat mencari tambahan modal dengan cara meningkatkan pemasaran yang kemudian meningkatkan penjualan dan laba.



https://scontent-a-mad.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t1.0-9/10277518_10201167598352592_4959275558400476250_n.jpg?oh=896181a604fbc9244c28302808085411&oe=55148337
DAFTAR PUSTAKA

[ 03 Desember 2014 ]
Arif_Nurochman_Manajemen_Risiko.pdf [ 03 Desember 2014 ]
http://kangnas.blogspot.com/2013/05/pengertian-manajemen-risiko-menurut-para-ahli.html [ 04 Desember 2014 ]

STUDI KELAYAKAN MENGENAI RUANG BACA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER


STUDI KELAYAKAN MENGENAI RUANG BACA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER


LAPORAN PENELITIAN

diajukan guna memenuhi Tugas Individu Open Recruitment Kelompok Studi Penelitian Ekonomi

Oleh
Dini Artanti
NIM 130810201011

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ruang baca merupakan ruang yang digunakan oleh pengguna atau pengunjung untuk membaca bahan pustaka. Ruang baca bukanlah sekadar ruangan untuk membaca, melainkan sebagai sarana perekaman informasi dari sumber ilmu agar lebih konsentrasi. Ruang baca terkadang disamakan dengan perpustakaan tetapi sebenarnya berbeda. Bahan pustaka yang disediakan di ruang baca cenderung terbatas pada satu bidang saja, misal bidang ekonomi. Jadi semua bahan pustaka hanya berhubungan dengan bidang ekonomi saja. Bahan pustaka yang terdapat di ruang baca bermacam-macam seperti buku kuliah, jurnal, majalah, koran dan sebagainya. Ruang baca juga dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya untuk memberi kenyamanan bagi pengguna atau pengunjung. Fasilitas-fasilitas yang biasanya sering ditemui di ruang baca yaitu loker tempat penitipan tas, meja, kursi, pendingin ruangan, komputer, jaringan internet dan sebagainya. Fasilitas-fasilitas yang tersedia harus dirawat dengan baik sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan ruang baca. Semakin bagus pelayanan dan fasilitas ruang baca, maka semakin banyak pengunjungnya.
Fakultas Ekonomi Universitas Jember berdiri di atas tanah seluas 12.996 meter persegi dan memiliki gedung dengan luas 4.078,08 meter persegi . Fakultas Ekonomi Universitas Jember memiliki satu ruang baca yang berukuran 210 meter persegi dan terletak di bagian selatan fakultas, tepatnya di atas Bank Jatim. Ruang baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember buka pada hari Senin s.d. Sabtu dari pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Koleksi ruang baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember tidak sebanyak dan selengkap di Perpustakaan Universitas Jember. Bahan pustaka yang disediakan dikhususkan pada bidang ekonomi saja sehingga mempermudah pengunjung dalam menemukan bahan pustaka sesuai bidangnya yaitu ekonomi. Sayangnya, fasilitas yang ada pada ruang baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember kurang memadai. Penataan yang kurang tepat mulai dari meja, kursi, rak buku dan tempat menyimpan tas menyebabkan ruang baca kurang diminati, bahkan ada beberapa mahasiswa yang belum pernah berkunjung.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kelayakan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember?

1.3  Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut
1.3.1        Tujuan
1.      Untuk menguraikan faktor apa saja yang mempengaruhi kelayakan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
1.3.2        Manfaat
1.      Berguna sebagai proses pembelajaran untuk lebih mempermudah dalam memahami serta mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi kelayakan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember.












BAB 2. LANDASAN TEORI


1.      Pengertian Ruang Baca
Layanan ruang baca merupakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada pemustaka berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca. Biasanya penataan ruang baca diintegrasikan dengan rak koleksi dan sistem penelusuran informasi perpustakaan.
Dalam pengaturan ruang baca perpustakaan agar nyaman dan aman maka diperlukan adanya ilmu tata ruang. Ilmu tata ruang baca di perpustakaan sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu aspek pembinaan perpustakaan yang memiliki pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam memperlancar layanan maupun pelaksanaan fungsi perpustakaan. Setiap unit perlengkapan dan fasilitas ruangan hendaknya ditata menurut cara dan sistem yang tepat, baik dari segi pemilihan, pemasangan, maupun pemeliharaan fasilitas ruangan di perpustakaan. Sulistiyo-Basuki (1992) mengatakan ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menata ruang baca perpustakaan, yaitu:
1. Pertimbangan umum, meliputi sumber daya keuangan, letak/lokasi, luas ruang, jumlah staf, tujuan dan fungsi organisasi, pemakai, kebutuhan pemakai, perilaku pemakai, infrastruktur, dan fasilitas teknologi informasi yang diperlukan untuk melengkapi kenyamanan ruang baca perpustakaan.
2. Pertimbangan teknis, terkait dengan kegiatan telaah awal untuk menentukan kondisi optimal bagi pemanfaatan ruang dan perlengkapan, pengawetan dokumen, kenyamanan pemakai, serta mempertimbangkan faktor cuaca (suhu), penerangan (cahaya), akustik (kebisingan), masalah khusus (koleksi mikro), dan keamanan (tahan api) saat di dalam ruang perpustakaan.

BAB 3. METODE PENELITIAN

Jenis penulisan yang dilakukan yaitu dengan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara secara langsung oleh peneliti. Hasil data yang diperoleh kemudian diedit untuk selanjutnya diolah dan diintepretasikan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah tersedia. Sehingga penulis tinggal mencari dan mengumpulkan dari bahan-bahan referensi yang sudah ada tersebut melalui situs web atau internet.
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan adalah metode kualitatif, yaitu data yang didapat bukan merupakan bilangan, tetapi berupa ciri-ciri, sifat-sifat, kondisi, atau gambaran dari kualitas objek yang diteliti. Golongan data ini disebut atribut. Sebagai contoh, data mengenai kualitas suatu produk, yaitu baik, sedang, dan kurang. Pendekatan kualitatif ini tidak menitikberatkan pada objektivitas, namun data-data yang lebih cenderung subjektif juga harus memiliki nilai-nilai kebenaran.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempersiapkan, serta menganalisis data sehingga mendapat gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.
Data yang diperoleh berdasarkan :
teknik pengambilan data         : pengamatan dan wawancara
narasumber                              : mahasiswa S1-Manajemen angkatan 2013 Fakultas
  Ekonomi Universitas Jember
lokasi                                       : Fakultas Ekonomi Universitas Jember
waktu                                      : Jumat-Sabtu, 21-22 November 2014
jumlah sampel                         :  20 mahasiswa

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Faktor yang mempengaruhi kelayakan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Ruang baca didirikan dengan tujuan memberikan kemudahan kepada pengunjung terutama mahasiswa untuk mencari bahan pustaka. Semakin lengkap bahan pustaka yang disediakan di ruang baca, maka mahasiswa akan lebih tertarik untuk berkunjung dan meminjam beberapa bahan pustaka yang mereka butuhkan di ruang baca. Hal tersebut juga merupakan tujuan dari Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Namun, ada beberapa kendala yang menyebabkan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember kurang dimanfaatkan secara optimal oleh mahasiswa. Dari pengamatan serta wawancara, didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi kelayakan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember sebagai berikut :

a.       Letaknya kurang strategis
Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember di bagian selatan fakultas, tepatnya di atas Bank Jatim. Posisi ini menyebabkan ruang baca tidak terlihat secara jelas oleh mahasiswa, sehingga mereka enggan untuk pergi ke ruang baca bahkan ada beberapa mahasiswa yang belum pernah berkunjung. Kemudian, ruang baca yang berada di lantai dua ini terkesan kecil karena pintunya yang cukup kecil dan mirip dengan pintu masuk Bank Jatim. Kebanyakan orang tidak menyangka jika itu merupakan ruang baca.
b.      Kurangnya kebersihan di dalam maupun luar ruangan
Semua orang menyukai tempat yang bersih dan akan merasa nyaman. Tempat yang bersih akan membuat mahasiswa maupun pengunjung yang lain betah berlama-lama di ruang baca. Sayangnya, kebersihan di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember masih kurang. Sering dijumpai sarang laba-laba di sekitar rak buku, pojok dinding dan kolong meja. Ada juga sampah kertas maupun plastik yang berserakan di depan pintu masuk ruang baca tepatnya di sebelah tempat sampah. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember perlu diperhatikan. Salah satu penyebabnya ialah petugas kebersihan yang masih kurang. Belum pernah dijumpai petugas kebersihan khusus yang membersihkan lingkungan sekitar Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Justru petugas ruang baca atau pustakawan sendiri yang menyapu dan mengepel lantai di dalam ruang baca. Padahal tugas pustakawan seharusnya menjaga bahan pustaka dan melayani para pengunjung yang hendak meminjam buku.
c.       Ruangan yang gelap sehingga menyeramkan
Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember memiliki desain yang masih kuno. Pintu masuk ke ruang baca terbuat dari kayu dan ada tralis besi di bagian luarnya. Jendelanya juga masih model kuno. Penerangan di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember masih sedikit. Di bagian rak buku sebelah timur masih gelap. Beberapa mahasiswa enggan masuk ke ruang baca karena ruangannya menyeramkan sehingga merasa takut ketika berada di dalam sana. Namun, ada beberapa mahasiswa yang mengatakan bahwa Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember cukup nyaman untuk membaca karena suhu udaranya sejuk dan tidak bising.
d.      Hampir tidak ada pembaharuan buku
Buku yang ada di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember banyak yang kertasnya menguning dan tidak bersampul plastik. Selain itu, ada beberapa buku yang sampul bukunya rusak dan beberapa lembar halaman buku terlepas. Hal ini menunjukkan bahwa buku yang ada di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember kurang terawat dan jarang diperbaharui. Mungkin yang diperbaharui hanya beberapa itu pun biasanya didapat dari hadiah atau pemberian alumni dan dosen.
e.       Penataan buku yang tidak sesuai urutannya
Sering ditemukan buku yang tidak sesuai jenisnya, misal buku manajemen diletakkan di deretan buku akuntansi. Hal ini membuat pengunjung kebingungan mencari buku yang diinginkan. Mahasiswa biasanya akan mencari buku sesuai jurusannya. Apabila mereka mengalami kesulitan, mereeka akan bertanya kepada pustakawan. Tetapi, ketika ditanya, terkadang pustakawan juga tidak mengetahui dimana letak buku yang dicari mahasiswa tadi. Pengunjung yang kebanyakan mahasiswa kemudian tidak jadi meminjam dan pergi ke perpustakaan pusat.
f.       Tidak ada jaringan internet
Saat ini hampir seluruh kegiatan pembelajaran menggunakan internet. Ruang baca akan lebih menarik jika disertai dengan jaringan internet. Pengunjung dapat menunggu jam kuliah dengan browsing materi kuliah atau sekadar mencari hiburan melalui internet. Apabila hal ini diterapkan, kemungkinan besar pengunjung akan betah berada di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
g.      Fasilitas yang tidak lengkap baik elektronik maupun fasilitas penunjang lainnya
Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember sebenarnya memiliki koleksi buku yang cukup banyak khususnya bidang ekonomi. Meja dan kursi untuk belajar juga cukup banyak dan masih layak digunakan. Tetapi fasilitas elektronik sangat kurang. Di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember tidak ada komputer yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk mengetik atau browsing. Selain itu komputer juga dapat dimanfaatkan sebagai alat absen otomatis sehingga pengunjung tidak perlu mengisi absen secara manual.
h.      Penjaga atau pustakawan hanya satu dan terkadang tiba-tiba menutup ruang baca tanpa pemberitahuan
Penjaga atau pustakawan pada Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember hanya satu. Padahal koleksi bahan pustaka yang dimiliki ruang baca ada ratusan. Selain itu, ada kalanya mahasiswa ingin membaca maupun meminjam buku pada jam istirahat tetapi Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember tutup pada jam 12.00-13.00 WIB. Apabila ada penjaga lagi, maka hal ini dapat diatasi dengan berlakunya pembagian jam antara kedua penjaga atau pustakawan sehingga pengunjung bisa beristirahat sambil membaca buku di Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Kemudian mengenai ruang baca yang tutup tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Masalah ini sebenarnya sudah diatasi dengan menempelkan pengumuman berupa kertas bertuliskan waktu dan keterangan tutup beserta alasannya. Hanya saja banyak pengunjung yang tidak mengetahui karena pengumuman terlalu mendadak dan tidak terlihat karena ditempel di pintu dengan ukuran kertas yang tidak begitu besar. Kertas yang digunakan untuk mengumumkan biasanya berukuran 21x 29,7 cm atau kertas A4 sehingga tidak terlihat dari jarak 5-10 meter. Pengumuman yang dibuat dicetak dengan printer pada umumnya dan mudah luntur apabila terkena air. Ketika hujan deras dan berangin ruang baca ikut terkena hujan sehingga tulisan pada pengumuman luntur dan tidak dapat dibaca.



BAB 5. KESIMPULAN

Keberadaan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember sebenarnya sangat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi. Ada beberapa alasan dari mahasiswa yang membuat mereka enggan berkunjung ke Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Ada 8 faktor yang mempengaruhi kelayakan Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Letaknya kurang strategis, kurangnya kebersihan, ruangan yang gelap, hampir tidak ada pembaharuan buku, penataan buku yang tidak sesuai, fasilitas yang tidak lengkap, dan penjaga atau pustakawan yang menutup ruang baca secara tiba-tiba. Faktor kelayakan tersebut didasarkan atas adanya sikap beserta alasan mahasiswa yang terlihat enggan untuk berkunjung ke Ruang Baca Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Para mahasiswa menginginkan ruang baca yang nyaman dan memiliki fasilitas yang lengkap. Ketika keinginan ini dapat dipenuhi oleh pihak penanggung jawab, maka ruang baca akan lebih ramai dan diminati mahasiswa. Seperti ruang baca pada umumnya, semakin lengkap fasilitas baik elektronik maupun fasilitas penunjang berpengaruh terhadap semakin meningkatnya jumlah pengunjung dari ruang baca tersebut.








DAFTAR PUSTAKA

http://mgtunej.wordpress.com/sarana-dan-prasarana/ [21 November 2014].
http://pustakapusdokinfo.wordpress.com/2013/09/25/tata-ruang-gedung-perpustakaan/ [23 November 2014].