BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan
risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau
perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.
Manajemen risiko perlu dilakukan dalam sebuah perusahaan baik perusahaan jasa,
manufaktur, dagang bahkan home industry.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup
identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
Setelah mengidentifikasi risiko, perlu dilakukan
evaluasi dan pengendalian risiko. Semua jenis perusahaan yang
mengimplementasikan manajemen risiko dengan baik kemungkinan besar usahanya
akan berhasil dan memperoleh hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, pentingnya
menerapkan manajemen risiko akan dibahas lebih lanjut terutama pada usaha home
industri “Enha’s Cookies”.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan manajemen
risiko?
1.2.2
Bagaimana identifikasi risiko pada usaha
Enha’s Cookies?
1.2.3
Risiko apa sajakah yang dihadapi Enha’s
Cookies?
1.2.4
Bagaimana implementasi manajemen risiko
pada usaha Enha’s cookies?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut
1.3.1
Untuk membahas mengenai manajemen
risiko.
1.3.2
Untuk mendeskripsikan bagaimana cara
mengidentifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies.
1.3.3
Untuk menguraikan risiko apa saja yang
dihadapi Enha’s Cookies.
1.3.4
Untuk menggambarkan bagaimana
implementasi manajemen risiko pada usaha Enha’s Cookies.
1.4 Manfaat
Adapun
manfaat yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut
.
1.4.1
Menambah pengetahuan mengenai manajemen
risiko.
1.4.2
Berguna sebagai proses pembelajaran
untuk lebih mempermudah dalam memahami serta mengetahui tentang bagaimana
mengidentifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies.
1.4.3
Bermanfaat sebagai informasi mengenai
risiko-risiko yang dihadapi oleh Enha’s Cookies.
1.4.4
Sebagai petunjuk untuk
mengimplementasikan manajemen risiko di dalam sebuah perusahaan seperti Enha’s
Cookies.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Manajemen Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Vaugan (1978), mengemukakan beberapa definisi
resiko sebagaimana dapat kita lihat sebagai berikut :
a.
Risk is the chance of loss ( Risiko adalah kerugian )
Chance of loss berhubungan
dengan suatu exposure (keterbukaan)
terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas
akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena
terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti
kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
b. Risk is the possibility of loss ( Risiko
adalah kemungkinan kerugian )
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa
berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam
analisis secara kuantitatif.
c.
Risk is
uncertainty ( Risiko adalah ketidakpastian )
Uncertainty dapat bersifat
subjektif dan objektif. Subjective
uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang
didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.
d. Risk is the dispersion of actual from expected result ( Risiko
merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)
Sedangkan Manajemen risiko adalah
suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan
keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko.
Smith (1990) mendifinisikan
manajemen resiko sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan
dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan
atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan
tersebut.
Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional
terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum.
Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat
dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan
manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang
berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima
oleh masyarakat.
Hal ini dapat berupa berbagai jenis
ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik.
Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia
bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staf, dan
organisasi).
Upaya Penanggulangan Resiko
Upaya
penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada
beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:
1. Mengadakan
pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan
kerugian.
2. Melakukan
retensi artinya mentolerir terjadinya kerugian, dengan membiarkan terjadinya
kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi dengan menyediakan dana untuk
penanggulangannya.
3. Melakukan
pengendalian terhadap risiko, seperti melakukan perdagangan berjangka
4. Mengalihkan/memindahkan
risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertangguhan
(asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.
Sebelum membahas mengenai Identifikasi
Risiko pada Usaha Enha’s Cookies, berikut sekilas mengenai profil dan latar
belakang usaha Enha’s Cookies.
Profil Usaha
Nama
usaha : Enha’s Cookies (Enak dan Hemat)
Pemilik : Nur Hasanah (mahasisiwi UNESA angkatan 2011)
Ainul Hidayah Arifika (mahasiswi UNEJ angkatan 2012)
Tahun
berdiri : 2011
Tempat
produksi : Jl Aryawiraraja No 44 Kepanjen Jombang Jawa
Timur
Jenis
usaha : Home
Industri (Kue Kering dan Cake)
Daerah
Pemasaran : Jombang, Surabaya, Lumajang, Lamongan, Banyuwangi
Jember dan sekitarnya.
Latar Belakang Usaha dan
Perkembangannya
Berawal dari Nur
Hasanah yang kesulitan biaya untuk kebutuhan kuliahnya di UNESA. Saat itu
hampir mendekati bulan puasa dan lebaran. Nur Hasanah memiliki ide untuk memproduksi
kue kering secara kecil-kecilan. Akhirnya beliau memproduksi kue kering dengan
merek Enha’s Cookies dari singkatan Enak dan Hemat bersama adiknya, Ainul
Hidayah Arifika. Modal yang digunakan saat itu Rp 500.000,-. Usaha yang
dikembangkan ini merupakan home industry
karena kegiatan produksinya masih di rumah bukan pabrik.
Sedikit mengenai
pengertian home industry. Home Industry
(atau biasanya ditulis/dieja dengan "Home Industri") adalah rumah
usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan
kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.
Tahun pertama yang
diproduksi masih kue kering seperti putri salju, coklat kacang, kue kering
stroberi, dan brownis kering. Berkembang sampai tahun berikutnya. Tahun kedua,
jenis produknya tetap tetapi jumlahnya bertambah dari tahun sebelumnya.
Kemudian pada tahun 2013, variasi produk bertambah dengan adanya nastar keju
karena saat itu pasaran sedang menginginkan nastar dengan mengganti cengkeh
dengan keju. Untuk tahun terakhir yaitu 2014, ada tambahan produk lagi yaitu
kastangel karena banyak yang pelanggan yang memesan.
Baru-baru ini Enha’s
cookies mengeluarkan brownis yang terbuat dari bahan yang takarannya didapat
dari percobaan yang dilakukan oleh Ainul Hidayah Arifika. Dalam proses
pembuatan kue, resep didapat dari internet yang diinovasikan. Proses produksi
dilakukan oleh Ainul Hidayah Arifika, untuk menghias dilakukan oleh Nur
Hasanah.
2.2
Identifikasi Risiko pada Usaha Enha’s Cookies
Enha’s
Cookies mengenali risiko yang mungkin terjadi dengan cara mengukur banyaknya
pelanggan yang memesan produknya. Semakin banyak pelanggan yang memesan dan
membeli produknya, maka risiko yang dihadapi akan dapat dihindari. Enha’s
Cookies juga mampu mengenali risiko dari pesaing yang memproduksi produk
serupa. Sering browsing melalui
internet juga salah satu cara Enha’s Cookies untuk mengenali risiko yang
mungkin terjadi. Tak jarang Enha’s Cookies bertanya kepada calon konsumen
tentang produk apa yang mereka inginkan pada saat itu. Dengan demikian produk
yang akan diproduksi akan laku terjual.
2.3
Risiko-Risiko
yang dihadapi Enha’s Cookies
Risiko
yang mungkin terjadi pada Enha’s Cookies disebabkan oleh :
1. Waktu
Ketika bulan-bulan biasa kue kering kurang diminati.
Bulan puasa, lebaran dan natal merupakan momen yang tepat bagi Enha’s cookies
untuk memasarkan produknya.
2. Tenaga
kerja
Masih bergantung kepada keluarga sendiri dalam
memproduksinya sehingga pemilik ikut serta dan mengeluarkan tenaga lebih banyak
untuk mengimbangi banyaknya pesanan.
3. Produk
yang tidak memenuhi standar
Terkadang ada kue yang hangus ketika dipanggang
sehingga jumlah kue yang seharusnya sudah sesuai pesanan menjadi berkurang.
Untuk kue basah terkadang tidak mengembang seperti yang diharapkan. Rasa yang
berbeda dengan biasanya juga merupakan risiko yang sering terjadi.
4. Bahan
Baku
Bahan baku yang dibutuhkan terkadang sulit dibeli.
Supplier tidak mempunyai bahan baku sebanyak kebutuhan produksi. Bahan baku
tersedia melimpah hanya pada bulan-bulan tertentu. Jadi harus membeli dalam
jumlah yang besar sebelum kehabisan bahan baku.
5. Wadah
kue atau toples
Ketidakpastian jumlah pesanan dan jenis produk
menyebabkan Enha’s Cookies belum mampu menghitung secara pasti mengenai
banyaknya toples yang dibutuhkan. Hal ini merupakan salah satu risiko yang
harus dihadapi oleh Enha’s Cookies.
Hambatan-hambatan :
1. Modal
yang masih kurang
Dari
tahun ke tahun memang penjualan produk meningkat. Modal yang semula modal
berjalan yaitu ketika memperoleh hasil penjualan, dana tersebut langsung
diputar atau dibelikan bahan baku untuk kemudian diproduksi lagi dan seperti itu seterusnya. Tetapi pada
tahun terakhir, dana yang diperoleh dari hasil penjualan tidak langsung diputar
seperti sebelumnya melainkan dikumpulkan dahulu sampai kembali ke modal semula.
Dengan demikian laba yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan ketika
menggunakan metode modal yang diputar.
2. Kemampuan
yang terbatas sehingga menolak pesanan
Enha’s
Cookies hanya mengerahkan tenaga kerja dari keluarganyasendiri. Hal ini
menyebabkan kelelahan dan kurang efektif bagi kelancaran usaha sehingga pemilik
usaha menolak pelanggan yang memesan produk secara mendadak. Kendala seperti
masih belum dapat diatasi secara maksimal mengingat kondisi fisik manusia yang
tidak menentu.
2.4
Implementasi
Manajemen Risiko pada Usaha Enha’s Cookies
1. Waktu
Untuk
mengatasi masalah waktu seperti musim atau bulan Enha’s Cookies tetap
memproduksi kue kering walaupun jumlahnya sedikit agar tetap ada laba yang
masuk meskipun sedikit. Selain itu, untuk mengatasi hal ini Enha’s Cookies bisa
menerima pesanan kue basah untuk acara ulang tahun, hantaran pernikahan/lamaran
atau untuk acara hajatan. Ketika tiba musim kue kering, Enha’s Cookies mendapat
pesanan yang melimpah. Waktu-waktu seperti ini dimanfaatkan oleh Enha’s Cookies
untuk meningkatkan penjualan dan memperoleh laba semaksimal mungkin.
2. Tenaga
kerja
Enha’s
Cookies memang hanya menggunakan keluarganya sendiri sebagai tenaga kerja dalam
memproduksi kue kering dan kue basah. Enha’s Cookies masih belum berani
merekrut tenaga kerja dari pihak luar karena masih sanggup mengatasi pesanannya
sendiri. Manajemen risiko yang diterapkan oleh Enha’s Cookies mengenai tenaga
kerja adalah selalu menjaga kesehatan dan senantiasa memiliki persediaan tenaga
yang cukup untuk mengantisipasi membludaknya pesanan.
3. Produk
yang tidak memenuhi standar
Produk
yang tidak memenuhi standar biasanya diatasi dengan cara dihancurkan kemudian
ditambah dengan bahan lain seperti susu cair kemudian dibentuk menjadi
bola-bola sehingga menjadi kue dengan bentuk lain yang tidak kalah menariknya
dengan kue sebelumnya yang sudah memenuhi standar. Kue hasil daur ulang
tersebut akan dijual jika ada pembeli yang berminat. Apabila tidak laku maka
kue baru yang telah dibuat akan
dikonsumsi sendiri oleh pemilik.
4. Bahan
Baku
Enha’s
Cookies mengatasi risiko kekurangan bahan baku seperti tepung dengan cara
membeli dalam jumlah yang besar di awal sebelum memproduksi kue. Ketika membeli
bahan baku pemilik sangat teliti dalam melihat tanggal kadaluwarsa untuk tetap
menjaga kualitas produk. Hal ini juga berguna untuk meminimalisasi risiko yang
mungkin terjadi dan mencegah produk yang tidak memenuhi standar.
5. Wadah
atau toples
Sejauh
ini manajemen risiko yang diterapkan untuk mangatasi masalah toples masih belum
maksimal karena membeli toples di tempat lain yang terkadang harganya lebih
mahal. Namun, cara ini dianggap paling efektif daripada menolak pesanan hanya
karena faktor toples.
Cara
Pemasaran Produk :
Untuk pemasaran
produk, Enha’s Cookies memasarkannya di instansi pemerintahan seperti kantor
Pemkab, rumah sakit, Dinas Kesehatan. Ada juga yang ditipkan pedagang kaki
lima. Selain itu, Enha’s Cookies juga memiliki reseller dengan harga yang relatif sama dengan harga yang telah
dipasang oleh Enha’s Cookies. Pemasaran juga dilakukan secara online melalui facebook.
Enha’s Cookies memiliki pelanggan yang cukup banyak
dan tersebar di daerah Jombang, Surabaya, Lumajang, Lamongan, Banyuwangi Jember
dan sekitarnya. Para pelanggan yang tersebar ini seringkali membantu pemasaran
Enha’s Cookies yaitu dengan publicity atau
dari mulut ke mulut.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu sistem
pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan
usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu
risiko. Sebuah perusahaan baik jasa, manufaktur, dagang maupun home industry selalu menerapkan
manajemen risiko demi keberhasilan usahanya.
Enha’s Cookies merupakan salah satu
contoh home industry yang senantiasa
mengimplementasikan manajemen risiko sehingga usaha yang dijalankannya cukup
berhasil dan semakin berkembang sampai saat ini. Hal ini membuktikan bahwa
manajemen risiko memiliki dampak positif baik bagi perusahaan besar maupun
kecil serta dalam waktu jangka panjang maupun jangka pendek.
3.2 Saran
Sebaiknya
manajemen risiko diterapkan di dalam setiap kegiatan usaha. Manajemen risiko
dapat membantu mengurangi kerugian yang mungkin terjadi di dalam sebuah
perusahaan. Selain itu, manajemen risiko dapat membantu meningkatkan laba
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk home industry seperti Enha’s Cookies, manajemen
risiko sudah diterapkan dengan cukup baik. Dengan demikian, Enha’s Cookies
dapat lebih fokus dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami seperti modal.
Mungkin Enha’s Cookies dapat mencari tambahan modal dengan cara meningkatkan
pemasaran yang kemudian meningkatkan penjualan dan laba.

DAFTAR PUSTAKA
[ 03 Desember
2014 ]
Arif_Nurochman_Manajemen_Risiko.pdf
[ 03 Desember 2014 ]
http://kangnas.blogspot.com/2013/05/pengertian-manajemen-risiko-menurut-para-ahli.html
[ 04 Desember 2014 ]
http://ketrampilanhomeindustry.blogspot.com/2009/07/pengertian-home-industry.html [ 04 Desember
2014 ]
terima kasih
BalasHapus