Sabtu, 28 Februari 2015

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA USAHA ENHA’S COOKIES

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Manajemen risiko perlu dilakukan dalam sebuah perusahaan baik perusahaan jasa, manufaktur, dagang bahkan home industry.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
Setelah mengidentifikasi risiko, perlu dilakukan evaluasi dan pengendalian risiko. Semua jenis perusahaan yang mengimplementasikan manajemen risiko dengan baik kemungkinan besar usahanya akan berhasil dan memperoleh hasil yang maksimal. Oleh sebab itu, pentingnya menerapkan manajemen risiko akan dibahas lebih lanjut terutama pada usaha home industri “Enha’s Cookies”.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1         Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko?
1.2.2         Bagaimana identifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies?
1.2.3         Risiko apa sajakah yang dihadapi Enha’s Cookies?
1.2.4        Bagaimana implementasi manajemen risiko pada usaha Enha’s cookies?

1.3       Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut
1.3.1        Untuk membahas mengenai manajemen risiko.
1.3.2        Untuk mendeskripsikan bagaimana cara mengidentifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies.
1.3.3         Untuk menguraikan risiko apa saja yang dihadapi Enha’s Cookies.
1.3.4        Untuk menggambarkan bagaimana implementasi manajemen risiko pada usaha Enha’s Cookies.


1.4       Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut
.
1.4.1             Menambah pengetahuan mengenai manajemen risiko.
1.4.2             Berguna sebagai proses pembelajaran untuk lebih mempermudah dalam memahami serta mengetahui tentang bagaimana mengidentifikasi risiko pada usaha Enha’s Cookies.
1.4.3             Bermanfaat sebagai informasi mengenai risiko-risiko yang dihadapi oleh Enha’s Cookies.
1.4.4             Sebagai petunjuk untuk mengimplementasikan manajemen risiko di dalam sebuah perusahaan seperti Enha’s Cookies.



BAB 2. PEMBAHASAN

2.1         Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Vaugan (1978),  mengemukakan beberapa definisi resiko sebagaimana dapat kita lihat sebagai berikut :
a.       Risk is the chance of loss ( Risiko adalah kerugian )
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
b.      Risk is the possibility of loss ( Risiko adalah kemungkinan kerugian )
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
c.       Risk is uncertainty ( Risiko adalah ketidakpastian )
Uncertainty dapat bersifat subjektif dan objektif. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.
d.      Risk is the dispersion of actual from expected result ( Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)
Sedangkan Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.
Smith (1990) mendifinisikan manajemen resiko sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staf, dan organisasi).
Upaya Penanggulangan Resiko
            Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko, sebagai berikut:
1.      Mengadakan pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
2.      Melakukan retensi artinya mentolerir terjadinya kerugian, dengan membiarkan terjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi dengan menyediakan dana untuk penanggulangannya.
3.      Melakukan pengendalian terhadap  risiko, seperti melakukan perdagangan berjangka
4.      Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertangguhan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu.




Sebelum membahas mengenai Identifikasi Risiko pada Usaha Enha’s Cookies, berikut sekilas mengenai profil dan latar belakang usaha Enha’s Cookies.
Profil Usaha
Nama usaha           :  Enha’s Cookies (Enak dan Hemat)
Pemilik                  :  Nur Hasanah (mahasisiwi UNESA angkatan 2011)
   Ainul  Hidayah Arifika (mahasiswi UNEJ angkatan 2012)
Tahun berdiri         :   2011
Tempat produksi   :  Jl Aryawiraraja No 44 Kepanjen Jombang Jawa Timur
Jenis usaha            :  Home Industri (Kue Kering dan Cake)
Daerah Pemasaran :  Jombang, Surabaya, Lumajang, Lamongan, Banyuwangi Jember dan sekitarnya.

Latar Belakang Usaha dan Perkembangannya
Berawal dari Nur Hasanah yang kesulitan biaya untuk kebutuhan kuliahnya di UNESA. Saat itu hampir mendekati bulan puasa dan lebaran. Nur Hasanah memiliki ide untuk memproduksi kue kering secara kecil-kecilan. Akhirnya beliau memproduksi kue kering dengan merek Enha’s Cookies dari singkatan Enak dan Hemat bersama adiknya, Ainul Hidayah Arifika. Modal yang digunakan saat itu Rp 500.000,-. Usaha yang dikembangkan ini merupakan home industry karena kegiatan produksinya masih di rumah bukan pabrik.
Sedikit mengenai pengertian home industry. Home Industry (atau biasanya ditulis/dieja dengan "Home Industri") adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah.
Tahun pertama yang diproduksi masih kue kering seperti putri salju, coklat kacang, kue kering stroberi, dan brownis kering. Berkembang sampai tahun berikutnya. Tahun kedua, jenis produknya tetap tetapi jumlahnya bertambah dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2013, variasi produk bertambah dengan adanya nastar keju karena saat itu pasaran sedang menginginkan nastar dengan mengganti cengkeh dengan keju. Untuk tahun terakhir yaitu 2014, ada tambahan produk lagi yaitu kastangel karena banyak yang pelanggan yang memesan.
Baru-baru ini Enha’s cookies mengeluarkan brownis yang terbuat dari bahan yang takarannya didapat dari percobaan yang dilakukan oleh Ainul Hidayah Arifika. Dalam proses pembuatan kue, resep didapat dari internet yang diinovasikan. Proses produksi dilakukan oleh Ainul Hidayah Arifika, untuk menghias dilakukan oleh Nur Hasanah.

2.2               Identifikasi Risiko pada Usaha Enha’s Cookies
Enha’s Cookies mengenali risiko yang mungkin terjadi dengan cara mengukur banyaknya pelanggan yang memesan produknya. Semakin banyak pelanggan yang memesan dan membeli produknya, maka risiko yang dihadapi akan dapat dihindari. Enha’s Cookies juga mampu mengenali risiko dari pesaing yang memproduksi produk serupa. Sering browsing melalui internet juga salah satu cara Enha’s Cookies untuk mengenali risiko yang mungkin terjadi. Tak jarang Enha’s Cookies bertanya kepada calon konsumen tentang produk apa yang mereka inginkan pada saat itu. Dengan demikian produk yang akan diproduksi akan laku terjual.
2.3              Risiko-Risiko yang dihadapi Enha’s Cookies
Risiko yang mungkin terjadi pada Enha’s Cookies disebabkan oleh :
1.      Waktu
Ketika bulan-bulan biasa kue kering kurang diminati. Bulan puasa, lebaran dan natal merupakan momen yang tepat bagi Enha’s cookies untuk memasarkan produknya.
2.      Tenaga kerja
Masih bergantung kepada keluarga sendiri dalam memproduksinya sehingga pemilik ikut serta dan mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk mengimbangi banyaknya pesanan.


3.      Produk yang tidak memenuhi standar
Terkadang ada kue yang hangus ketika dipanggang sehingga jumlah kue yang seharusnya sudah sesuai pesanan menjadi berkurang. Untuk kue basah terkadang tidak mengembang seperti yang diharapkan. Rasa yang berbeda dengan biasanya juga merupakan risiko yang sering terjadi.
4.      Bahan Baku
Bahan baku yang dibutuhkan terkadang sulit dibeli. Supplier tidak mempunyai bahan baku sebanyak kebutuhan produksi. Bahan baku tersedia melimpah hanya pada bulan-bulan tertentu. Jadi harus membeli dalam jumlah yang besar sebelum kehabisan bahan baku.
5.      Wadah kue atau toples
Ketidakpastian jumlah pesanan dan jenis produk menyebabkan Enha’s Cookies belum mampu menghitung secara pasti mengenai banyaknya toples yang dibutuhkan. Hal ini merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi oleh Enha’s Cookies.

Hambatan-hambatan :
1.      Modal yang masih kurang
Dari tahun ke tahun memang penjualan produk meningkat. Modal yang semula modal berjalan yaitu ketika memperoleh hasil penjualan, dana tersebut langsung diputar atau dibelikan bahan baku untuk kemudian diproduksi  lagi dan seperti itu seterusnya. Tetapi pada tahun terakhir, dana yang diperoleh dari hasil penjualan tidak langsung diputar seperti sebelumnya melainkan dikumpulkan dahulu sampai kembali ke modal semula. Dengan demikian laba yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan ketika menggunakan metode modal yang diputar.
2.      Kemampuan yang terbatas sehingga menolak pesanan
Enha’s Cookies hanya mengerahkan tenaga kerja dari keluarganyasendiri. Hal ini menyebabkan kelelahan dan kurang efektif bagi kelancaran usaha sehingga pemilik usaha menolak pelanggan yang memesan produk secara mendadak. Kendala seperti masih belum dapat diatasi secara maksimal mengingat kondisi fisik manusia yang tidak menentu.

2.4              Implementasi Manajemen Risiko pada Usaha Enha’s Cookies

1.      Waktu
Untuk mengatasi masalah waktu seperti musim atau bulan Enha’s Cookies tetap memproduksi kue kering walaupun jumlahnya sedikit agar tetap ada laba yang masuk meskipun sedikit. Selain itu, untuk mengatasi hal ini Enha’s Cookies bisa menerima pesanan kue basah untuk acara ulang tahun, hantaran pernikahan/lamaran atau untuk acara hajatan. Ketika tiba musim kue kering, Enha’s Cookies mendapat pesanan yang melimpah. Waktu-waktu seperti ini dimanfaatkan oleh Enha’s Cookies untuk meningkatkan penjualan dan memperoleh laba semaksimal mungkin.
2.      Tenaga kerja
Enha’s Cookies memang hanya menggunakan keluarganya sendiri sebagai tenaga kerja dalam memproduksi kue kering dan kue basah. Enha’s Cookies masih belum berani merekrut tenaga kerja dari pihak luar karena masih sanggup mengatasi pesanannya sendiri. Manajemen risiko yang diterapkan oleh Enha’s Cookies mengenai tenaga kerja adalah selalu menjaga kesehatan dan senantiasa memiliki persediaan tenaga yang cukup untuk mengantisipasi membludaknya pesanan.
3.      Produk yang tidak memenuhi standar
Produk yang tidak memenuhi standar biasanya diatasi dengan cara dihancurkan kemudian ditambah dengan bahan lain seperti susu cair kemudian dibentuk menjadi bola-bola sehingga menjadi kue dengan bentuk lain yang tidak kalah menariknya dengan kue sebelumnya yang sudah memenuhi standar. Kue hasil daur ulang tersebut akan dijual jika ada pembeli yang berminat. Apabila tidak laku maka kue baru yang telah dibuat akan dikonsumsi sendiri oleh pemilik.
4.      Bahan Baku
Enha’s Cookies mengatasi risiko kekurangan bahan baku seperti tepung dengan cara membeli dalam jumlah yang besar di awal sebelum memproduksi kue. Ketika membeli bahan baku pemilik sangat teliti dalam melihat tanggal kadaluwarsa untuk tetap menjaga kualitas produk. Hal ini juga berguna untuk meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi dan mencegah produk yang tidak memenuhi standar.
5.      Wadah atau toples
Sejauh ini manajemen risiko yang diterapkan untuk mangatasi masalah toples masih belum maksimal karena membeli toples di tempat lain yang terkadang harganya lebih mahal. Namun, cara ini dianggap paling efektif daripada menolak pesanan hanya karena faktor toples.

Cara Pemasaran Produk :
Untuk pemasaran produk, Enha’s Cookies memasarkannya di instansi pemerintahan seperti kantor Pemkab, rumah sakit, Dinas Kesehatan. Ada juga yang ditipkan pedagang kaki lima. Selain itu, Enha’s Cookies juga memiliki reseller dengan harga yang relatif sama dengan harga yang telah dipasang oleh Enha’s Cookies. Pemasaran juga dilakukan secara online melalui facebook.
Enha’s Cookies memiliki pelanggan yang cukup banyak dan tersebar di daerah Jombang, Surabaya, Lumajang, Lamongan, Banyuwangi Jember dan sekitarnya. Para pelanggan yang tersebar ini seringkali membantu pemasaran Enha’s Cookies yaitu dengan publicity atau dari mulut ke mulut.



BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Sebuah perusahaan baik jasa, manufaktur, dagang maupun home industry selalu menerapkan manajemen risiko demi keberhasilan usahanya.
Enha’s Cookies merupakan salah satu contoh home industry yang senantiasa mengimplementasikan manajemen risiko sehingga usaha yang dijalankannya cukup berhasil dan semakin berkembang sampai saat ini. Hal ini membuktikan bahwa manajemen risiko memiliki dampak positif baik bagi perusahaan besar maupun kecil serta dalam waktu jangka panjang maupun jangka pendek.

3.2 Saran
Sebaiknya manajemen risiko diterapkan di dalam setiap kegiatan usaha. Manajemen risiko dapat membantu mengurangi kerugian yang mungkin terjadi di dalam sebuah perusahaan. Selain itu, manajemen risiko dapat membantu meningkatkan laba perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk home industry seperti Enha’s Cookies, manajemen risiko sudah diterapkan dengan cukup baik. Dengan demikian, Enha’s Cookies dapat lebih fokus dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami seperti modal. Mungkin Enha’s Cookies dapat mencari tambahan modal dengan cara meningkatkan pemasaran yang kemudian meningkatkan penjualan dan laba.



https://scontent-a-mad.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t1.0-9/10277518_10201167598352592_4959275558400476250_n.jpg?oh=896181a604fbc9244c28302808085411&oe=55148337
DAFTAR PUSTAKA

[ 03 Desember 2014 ]
Arif_Nurochman_Manajemen_Risiko.pdf [ 03 Desember 2014 ]
http://kangnas.blogspot.com/2013/05/pengertian-manajemen-risiko-menurut-para-ahli.html [ 04 Desember 2014 ]

1 komentar: